JAKARTA. Beberapa bank syariah berencana menggelar penawaran saham
umum perdana alias initial public offering (IPO) dalam dua tahun ke
depan. Langkah strategis ini untuk memperkuat modal dan meningkatkan
transparansi kinerja. Sederetan bank syariah yang menyiapkan IPO adalah
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mandiri (BSM).
BRI Syariah berencana mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada 2014. Direktur Utama BRI Syariah, Hadi Susanto, mengatakan aksi
korporasi ini sudah masuk rencana bisnis bank (RBB).
Namun, ia belum dapat menyebutkan target dana. Yang jelas, tergantung
kebutuhan modal BRIS. "Kami tengah menyiapkan dan mengkaji laporan
keuangan," katanya, Kamis (4/10).
Anak usaha Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini memiliki modal sebesar Rp 1
triliun. Nah, untuk memperkuat modal, manajemen akan meminta suntikan
modal dulu ke induk usaha. "Mungkin kami minta tambahan sekitar Rp 1
triliun lagi," tambahnya. Saat ini, pembiayaan BRIS mencapai Rp 10,1
triliun dengan target Rp 13 triliun sampai akhir 2012. Sedangkan dana
pihak ketiga (DPK) senilai Rp 9,9 triliun.
Direktur Utama Bank Muamalat, Arviyan Arifin, menargetkan go public
pada semester I-2013. Bersama financial advisor, bank syariah tertua di
Indonesia ini tengah menghitung jumlah saham yang akan dilepas. Saat ini
kepemilikan Muamalat terdiri dari Atwill Holding Limited 24%, Boubyan
Bank Kuwait 24% dan Islamis Development Bank (IDB) 32%. Sisanya investor
lokal sebanyak 20%.
Sebelumnya, BSM sudah mengutarakan rencana IPO pada 2014. Menilik
rasio pendapatan berbanding modal alias return on equity (RoE) BSM
sudah 20%. Dengan pertumbuhan bisnis rata-rata 30% hingga 40% per
tahun, BSM sudah siap melantai di bursa.
BNI Syariah tak ada rencana menyusul tiga bank syariah tersebut. Anak
usaha Bank BNI ini lebih memilih mencari strategic partner ketimbang
mengail dana lewat IPO."IPO ataupun strategic partner memiliki
keuntungan berbeda, tapi keduanya sama-sama memperkuat modal," kata
Direktur Bisnis BNI Syariah, Imam Teguh Saptono. Saat ini rasio modal
telah mencapai 16%, relatif kuat menopang target.
Menurut Imam, jika mencari modal lewat IPO, bisnis bank diatur
pemegang saham mayoritas saat ini, yakni BNI. Sedangkan kalau mencari
investor anyar, haluan bisnis bisa banyak berubah.
Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama,
Anggito Abimanyu, mendengungkan langkah perbankan syariah masuk ke pasar
modal Indonesia. Menurutnya, sudah saatnya perbankan syariah go public
agar dapat meningkatkan modal dasar perusahaan.
Berdasarkan data BI Juli 2012, rasio kecukupan modal atau capital
adequacy ratio (CAR) sebesar 16,12% dari posisi sebelumnya 15,83%.
Rinciannya, modal Rp 12 triliun dan ATMR Rp 79 triliun.
0 komentar:
Posting Komentar
Kami Mengucapkan Terimakasih Kepada Anda Yang Telah Membaca Tulisan di Blog ini. Kami Minta Maaf Karena Tulisan di Blog KSEI Iqtishad Institute Tidak Bisa di Copy-Paste Untuk Menjaga Keaslian dan Hak Cipta Organisasi.