Selamat Datang Di Blog KSEI Iqtishad Institute
Maaf Tulisan Di Blog ini Tidak Bisa Di Copy, Untuk Menjaga Keaslihan dan Hak Cipta Organisasi. Apabila Ada Postingan (Artikel atau Sejenisnya) di Dalam Blog ini Yang Diperlukan, Silahkan Hubungin Kami Melalui Email : kseiiainimambonjolpadang@gmail.com


Susunan Kepengurusan

Silahkan Klik disini untuk mengetahui susunan kepengurusan KSEI Iqtishad Institute IAIN Imam Bonjol Padang.

Minggu, 30 September 2012

5 Modus Penipuan Bank dan Cara Menghindarinya

VIVAnews - Kemajuan teknologi berdampak positif pada mudah dan cepatnya transaksi perbankan. Saat ini Anda dapat melakukan transaksi perbankan di mana saja dan kapan saja, melalui internet (e-banking), telepon selular (m-banking), telepon (phone banking), atau pun pesan singkat (sms-banking).

Akan tetapi, selain memberikan kemudahan, beragam transaksi ini juga dapat disalahgunakan. Maka diperlukan kehati-hatian para nasabah. Untuk itu pastikan mengetahui beberapa modus operasi kejahatan perbankan.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) tingkat kejahatan perbankan mengalami kenaikan. Pada Mei tercatat 1.009 kasus fraud yang dilaporkan dengan nilai kerugian mencapai Rp2,37 miliar.  Jenis fraud paling banyak adalah pencurian identitas dan Card Not Present, masing-masing sebanyak 402 kasus dan 458 kasus. Nilai kerugian masing-masing Rp1,14 miliar dan Rp545 juta yang dialami 18 penerbit.

Berikut ini adalah sejumlah tips yang anda perlukan untuk menghindari dari tindak kejahatan perbankan:

1.  Penipuan lewat teleponDilakukan oleh pelaku kejahatan dengan menelepon Anda dan mengabarkan Anda mendapat hadiah, keluarga mengalami musibah atau menyatakan minat atas barang yang Anda iklankan. Berdasarkan hal tersebut si penelepon akan ”memandu” Anda untuk menuju ATM dan menuntun Anda mengikuti instruksi penelpon.

Cara menghindarinya:
Cek dulu identitas penelepon. Segera tutup telepon dan lakukan pengecekan atas informasi yang Anda terima. Pada umumnya perusahaan penyelenggara undian tidak meminta pemenang untuk mentransfer sejumlah dana kepada perusahaan penyelenggara.

Modus lain jika Anda menerima telepon yang mengabarkan bahwa keluarga Anda mengalami musibah, jangan panik dan jangan mengikuti perintah penelepon. Tanyakan indentitas penelepon dan lakukan pengecekan.

2. Penipuan lewat emailAda kalanya Anda menerima email yang seolah-olah berasal dari bank dan kelihatannya asli. Dalam modus ini pelaku kejahatan meminta Anda memasukkan nomor rekening, dan nomor PIN.

Cara lainnya adalah membuat website alamat bank Anda yang seolah-olah asli tetapi sebenarnya palsu. Anda akan diminta untuk memasukkan nomor rekening dan nomor PIN Anda dalam website ini dengan ”alasan” untuk pengkinian data pribadi Anda.

Cara menghindarinya:
Jangan pernah membalas email yang meminta Anda memasukkan nomor rekening (atau user-id) dan nomor PIN. Tidak mungkin bank Anda meminta data pribadi melalui email karena bank sudah memiliki informasi tersebut. Jika Anda masuk ke website bank Anda untuk melakukan transaksi, pastikan alamat website Anda sudah benar dan Anda memiliki prosedur keamanan tambahan seperti token, di samping user-id dan password.  

3. Penipuan melalui penawaran investasi dengan imbalan bunga tinggiDalam modus ini suatu perusahaan menawarkan investasi dengan janji akan memberikan imbal hasil yang sangat tinggi. Berhati-hatilah dengan penawaran seperti ini karena terdapat sejumlah penawaran yang terbukti tidak dapat memenuhi imbal hasil sebagaimana dijanjikan.

Cara menghindarinya:
Tanyakan pada diri Anda apakah wajar imbalan bunga yang sangat tinggi atas investasi Anda. Lakukan pengecekan terlebih dulu atas kredibilitas perusahaan yang menawarkan investasi. Yakinkan Anda terlindungi dari sisi hukum sebelum memutuskan untuk melakukan suatu investasi.

4. Penipuan dengan menggunakan kartu kredit di internetSekarang ini semakin banyak toko atau merchant yang menawarkan produk dan jasa melalui telepon ataupun internet, dengan kemudahan pembayaran menggunakan kartu kredit. Anda hanya diminta untuk menyebutkan nomor kartu kredit, masa berlaku (expiry date), dan 3 (tiga) digit kode rahasia yang tertera di bagian belakang kartu kredit Anda, lalu transaksi pun terlaksana.

Cara menghindarinya:
Pastikan Anda mengerti tentang produk dan jasa yang ditawarkan dari toko atau merchant tersebut, serta memahami tentang syarat & ketentuan dari barang atau jasa yang ditawarkan. Jangan berikan nomor kartu kredit, masa berlaku dan 3 (tiga) digit kode rahasia yang terletak di bagian belakang kartu kredit Anda, kepada siapapun sebelum Anda menyetujui manfaat produk dan jasa yang ditawarkan.

5. Pemalsuan nomor call centerDalam modus ini pelaku kejahatan membuat seolah-olah mesin ATM bank Anda rusak dan kartu Anda tertelan. Karena panik, Anda tanpa sadar akan menghubungi nomor call center ”palsu” yang ada di sekitar mesin ATM. Kemudian Anda akan diminta penerima telepon untuk menyebutkan nomor PIN dan dijanjikan bahwa kartu ATM pengganti akan segera dikirimkan. Dengan berbekal PIN dan kartu Anda, pelaku kejahatan akan mengambil uang Anda.

Cara menghindarinya:
Catat nomor telepon 24 jam dari bank di mana Anda menjadi nasabah. Jika Anda menghubungi nomor tersebut, pada umumnya Anda akan dijawab oleh mesin penjawab otomatis dan diminta untuk memasukkan pilihan jasa tertentu.
Anda dapat memilih menu yang langsung terhubung dengan bagian pelayanan nasabah. Jangan pernah memberikan nomor PIN karena bank tidak akan pernah meminta nomor PIN nasabahnya. (ren)

Pelayanan Kesehatan Prioritas Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

 oleh: Weka Gunawan

Indonesia mempunyai potensi luar biasa sebagai pasar bagi pelayanan kesehatan. Bagaimana kita sebagai tenaga kesehatan mampu memainkan peran utama dan menjadi tuan di dalam negeri sendiri?

Tak heran sektor kesehatan dapat dikatakan peluang pendapat yang sangat menjanjikan sehingga termasuk sektor yang diprioritaskan dalam rangka terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015.
Hal ini mengemuka di pertemuan para delegasi ASEAN di Country Coordinator on Services ke-71 pada 25–27 September 2012 di Kuala Lumpur Malaysia.

Indonesia bersama 9 negara ASEAN lainnya menyepakati peta jalan pada awal 2013 yang berisi butir-butir transparansi informasi tentang lalulintas jasa praktek dokter, dokter gigi dan keperawatan.
Delegasi sektor kesehatan dipimpin oleh Prof. Dr. Agus Purwadianto, dalam koordinasi Kementrian Perdagangan. Transparansi tersebut dalam bentuk Web ASEAN Joint Coordination Commitee on Medical, Dental and Nurse Services dari masing-masing negara. Untuk Indonesia, web tersebut akan dikelola oleh Kementerian kesehatan dan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

Web tersebut nantinya akan memuat persyaratan dan prosedur perizinan (bagi dokter/dokter gigi ada 2 jenis: registrasi dan izin praktik), kualifikasi tenaga medis/perawat (penyamaan kompentensi minimal) dan standar teknis minimumnya (seperti kewajiban kemampuan berbahasa Indonesia, kepatuhan kepada kode etik, standar profesi, adanya asuransi malpraktek dll).

Dalam pertemuan tersebut dibahas kemudahan lalu lintas tenaga kesehatan asing dalam bentuk pemberian izin sementara tenaga medis/perawat asing ke Indonesia dan sebaliknya. Hal tersebut pada prinsipnya sudah diperbolehkan oleh semua negara, sepanjang telah memenuhi aturan setempat.

Saat ini, dokter asing boleh masuk ke Indonesia hanya untuk kepentingan alih iptekdok, di rumah sakit pendidikan, atau untuk mengajar dan penelitian. Selain itu juga bakti sosial dan penanganan bencana. Mereka akan diberi surat tanda registrasi sementara, berlaku satu tahun, dan dilarang praktek di Fasyankes (Fasilitas pelayanan kesehatan) swasta.
"Tentu hanya dokter asing yang baik dan trampil yang diizinkan praktik" kata Agus. Juga semua setelah dilakukan Mutual Recognition Arrangement (MRA), diantara profesi dokter dan dokter gigi serta perawat secara bilateral, untuk mencegah mereka yang tidak direkomendasi konsil profesi setempat.

Untuk kedokteran sementara MRA ditujukan kepada dokter spesialis kebidanan, penyakit dalam kesehatan anak dan penyakit dalam.

Tak dibahas bahwa Malaysia memproteksi Fakultas Kedokterannya dengan tidak menerima mahasiswa asing di tingkat degree atau S-1 profesi. Malaysia menerima mahasiswa asing bidang kedokteran hanya untuk tingkat dokter pakar dan pasca sarjana saja.
Sementara warga negara Malaysia yang menjadi mahasiswa (S-1) Kedokteran di Indonesia banyak sekali baik di universitas negeri maupun swasta. 
*) Weka Gunawan, pengajar Faculty of Medicine National University of Malaysia, tinggal di Kuala Kumpur, Malaysia

BI Optimistis Perbankan Syariah Berprospek Besar

PURWOKERTO--Perbankan syariah di Tanah Air mempunyai prospek pertumbuhan yang sangat besar. Pernyataan itu disampaikan Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia Imam Sudarmoko di Purwokerto, Selasa (25/9).

"Prospek pertumbuhan yang sangat besar ini mengingat mayoritas masyarakat kita adalah muslim," katanya  Imam berbicara dalam Sarasehan Perbankan Syariah di Pendopo Sipanji Kabupaten Banyumas yang diselenggarakan Bank Indonesia bersama Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo).

Bahkan, kata dia, Indonesia berpeluang menjadi "platform" pusat ekonomi syariah di Asia maupun dunia. "Salah satu arah yang telah ditetapkan oleh BI dalam pengembangan bank syariah adalah mempersiapkan ketentuan kondusif yang mendukung pertumbuhan dengan kehati-hatian serta didukung oleh sistem pengawasan efektif," katanya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Purwokerto Dudi Herawadi mengatakan, perbankan syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Meskipun total asetnya masih kecil, kata dia, perbankan syariah mengalami tren pertumbuhan yang mengesankan. "Perbankan syariah telah menunjukkan kontribusi yang semakin nyata," katanya.

Ia mengatakan, andil perbankan syariah masih di bawah 4 persen meskipun mengalami pertumbuhan yang mengesankan. "Tentunya andil  ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim," katanya.

Menurut dia, ada beberapa penyebab masih rendahnya andil bank syariah, di antaranya masih adanya persepsi masyarakat yang keliru tentang bank syariah. Ia mengatakan, sebagian masyarakat masih memandang layanan antara bank syariah dan bank konvensional sama saja.

Sumber: REPUBLIKA.CO.ID,

BI Optimistis Perbankan Syariah Berprospek Besar

PURWOKERTO--Perbankan syariah di Tanah Air mempunyai prospek pertumbuhan yang sangat besar. Pernyataan itu disampaikan Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia Imam Sudarmoko di Purwokerto, Selasa (25/9). 

"Prospek pertumbuhan yang sangat besar ini mengingat mayoritas masyarakat kita adalah muslim," katanya Imam berbicara dalam Sarasehan Perbankan Syariah di Pendopo Sipanji Kabupaten Banyumas yang diselenggarakan Bank Indonesia bersama Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo). 

Bahkan, kata dia, Indonesia berpeluang menjadi "platform" pusat ekonomi syariah di Asia maupun dunia. "Salah satu arah yang telah ditetapkan oleh BI dalam pengembangan bank syariah adalah mempersiapkan ketentuan kondusif yang mendukung pertumbuhan dengan kehati-hatian serta didukung oleh sistem pengawasan efektif," katanya. Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Purwokerto Dudi Herawadi mengatakan, perbankan syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Meskipun total asetnya masih kecil, kata dia, perbankan syariah mengalami tren pertumbuhan yang mengesankan. "Perbankan syariah telah menunjukkan kontribusi yang semakin nyata," katanya. 

Ia mengatakan, andil perbankan syariah masih di bawah 4 persen meskipun mengalami pertumbuhan yang mengesankan. "Tentunya andil ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim," katanya. Menurut dia, ada beberapa penyebab masih rendahnya andil bank syariah, di antaranya masih adanya persepsi masyarakat yang keliru tentang bank syariah. Ia mengatakan, sebagian masyarakat masih memandang layanan antara bank syariah dan bank konvensional sama saja.

Sumber: REPUBLIKA.CO.ID,

Sabtu, 29 September 2012

OJK rekrut 2.500 pegawai

Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan merekrut sekitar 2.500 pegawai baru sampai tahun 2014 di saat semua sektor lembaga keuangan masuk dalam pengawasan lembaga tersebut, termasuk sektor perbankan yang sebelumnya diawasi Bank Indonesia. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman di Jakarta, Senin mengatakan mulai 2013, pihaknya akan merekrut sekitar 1.031 karyawan baru yang berasal dari Bapepam-Lembaga Keuangan Kementerian Keuangan. "Kita akan menyurati Menkeu untuk meminta pegawai yang kita butuhkan dari Bapepam LK," katanya. Dijelaskan Muliaman, setelah Menkeu menyetujui jumlah karyawan yang akan dipindah ke OJK, pihaknya akan memberikan waktu tiga bulan sejak Januari 2013 untuk kembali ke Kemenkeu jika merasa tidak cocok bekerja di OJK. Sedangkan bagi pegawai dari BI, akan diberikan waktu selama dua tahun sejak Januari 2014 untuk kembali ke Bank Indonesia. "Jika dari Kemenkeu dan BI kita masih kekurangan pegawai, kita akan mengambil dari luar sesuai dengan kualitas dan profesionalitas yang kita butuhkan untuk menjadikan OJK lembaga yang bisa dipercaya industri dan masyarakat," katanya. Kualitas sumber daya manusia ini, lanjut Muliaman menjadi hal utama dalam pembangunan infrastruktur OJK sehingga bisa meyakinkan OJK berjalan dengan baik dan tidak mengganggu kepercayaan masyarakat dan industri lembaga keuangan. Muliaman juga menambahkan bahwa pihaknya sudah memutuskan struktur organisasi OJK yang diharapkan menjadi alat pendukung utama dalam mencapai sasaran dan target dari OJK. Struktur organisasi ini, lanjutnya dibangun dengan konsep menyatukan pengawasan lembaga keuangan secara integral dengan membongkar kultur lama pengawasan lembaga keuangan yang memiliki batas-batas per sektoral. "Dalam struktur organisasi yang kita buat ini, semua sektor akan saling berkoordinasi dengan laporan pengawasan di lapangan akan mengalir ke atas kepada komite eksekutif yang membawahi sektor-sektor lembaga keuangan," katanya. Pada struktur organisasi tersebut, sembilan dewan komisioner OJK akan membawahi komite-komite eksekutif seperti komite eksekutif perbankan, pasar modal, lembaga keuangan non bank, dewan audit, dan edukasi serta perlindungan konsumen. "Kita juga akan membentuk komite-komite seperti komite good corporate governance dan komite syariah," katanya. OJK juga akan membangun cabang-cabang di daerah yang akan bekerjasama dengan kantor Bank Indonesia di daerah. (ANTARA)

perbankan syariah punya prospek besar

Purwokerto (ANTARA News) - Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia Imam Sudarmoko mengatakan, perbankan syariah di Tanah Air mempunyai prospek pertumbuhan yang sangat besar. "Prospek pertumbuhan yang sangat besar ini mengingat mayoritas masyarakat kita adalah muslim," katanya di Purwokerto, Selasa. Imam mengatakan hal itu dalam Sarasehan Perbankan Syariah di Pendopo Sipanji Kabupaten Banyumas yang diselenggarakan Bank Indonesia bersama Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo). Bahkan, kata dia, Indonesia berpeluang menjadi "platform" pusat ekonomi syariah di Asia maupun dunia. "Salah satu arah yang telah ditetapkan oleh BI dalam pengembangan bank syariah adalah mempersiapkan ketentuan kondusif yang mendukung pertumbuhan dengan kehati-hatian serta didukung oleh sistem pengawasan efektif," katanya. Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Purwokerto Dudi Herawadi mengatakan, perbankan syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Meskipun total asetnya masih kecil, kata dia, perbankan syariah mengalami tren pertumbuhan yang mengesankan. "Perbankan syariah telah menunjukkan kontribusi yang semakin nyata," katanya. Ia mengatakan, andil perbankan syariah masih di bawah 4 persen meskipun mengalami pertumbuhan yang mengesankan. "Tentunya `share` (andil) ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim," katanya. Menurut dia, ada beberapa penyebab masih rendahnya andil bank syariah, di antaranya masih adanya persepsi masyarakat yang keliru tentang bank syariah. Ia mengatakan, sebagian masyarakat masih memandang sama antara bank syariah dan bank konvensional. Dalam kesempatan terpisah, Dudi mengatakan, Sarasehan Perbankan Syariah ini diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Asbisindo sebagai upaya mendorong pertumbuhan perbankan syariah di Jateng. "Kami berharap peran aktif perbankan syariah untuk mendukung perkembangan ekonomi daerah maupun perkembangan ekonomi nasional secara umum akan semakin nyata," katanya. Kendati demikian, dia mengatakan, bank syariah juga menghadapi tantangan yang tidak ringan di antaranya terbatasnya sumber daya manusia, produk, dan pasar yang terbatas serta belum pedulinya masyarakat terhadap perbankan syariah.

Pemerintah lelang sukuk Rp500 miliar 2 Oktober

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menjual obligasi syariah (sukuk) dengan target indikatif Rp500 miliar pada 2 Oktober 2012 untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2012. Siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa, menyebutkan terdapat lima seri sukuk negara yang akan dilelang terdiri dari satu sukuk berjangka pendek dan empat seri sukuk berbasis proyek/kegiatan dalam APBN 2012. Sukuk negara atau surat berharga syariah negara (SBSN) jangka pendek dimaksud adalah seri SPN03042013 (penjualan kembali), dengan imbalan secara diskonto, akan jatuh tempo 3 APril 2013, dengan "underlying asset" barang milik negara berupa tanah dan bangunan. Sementara sukuk berbasis proyek terdiri dari seri PBS001, PBS002, PBS003, dan PBS004. PBS001 memiliki tingkat imbalan 4,45 persen, akan jatuh tempo 15 Februari 2018. PBS002 memiliki tingkat imbalan 5,45 persen, akan jatuh tempo 15 Januari 2022. PBS003 memiliki tingkat imbalan 6,00 persen dan akan jatuh tempo 15 Januari 2027. PBS004 memiliki tingkat imbalan 6,10 persen dan akan jatuh tempo 15 Februari 2037. Lelang SBSN tersebut akan dilaksanakan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai agen lelang SBSN. Lelang bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam. Pada prinsipnya, semua pihak baik investor individu maupun institusi, dapat menyampaikan penawaran pembelian dalam lelang, namun dalam pelakanaan penyampaian penawaran harus melalui peserta lelang yang telah mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan.

Pemenang Nobel Ekonomi ingatkan Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - Pemenang nobel ekonomi Thomas J Sargent mengingatkan Indonesia untuk menjaga fiskal agar tetap fleksibel di tengah krisis global yang terjadi di Eropa dan Amerika. "Ketika Eropa dan China menderita dampak dari perdagangan, yang dapat dilakukan negara sekitarnya adalah mencoba untuk menjadi bijaksana dan dapat menghemat anggaran, sehingga mereka memiliki fleksibilitas dalam kebijakan fiskal," ujar Thomas J. Sargent di Jakarta, Rabu. Menurut Thomas, Indonesia sudah berusaha menjaga fiskalnya dengan melakukan penghematan anggaran di beberapa bidang. Bahkan, Thomas memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjaga di angka enam persen saat gejolak global terjadi. "Saya membandingkan angka pertumbuhan ekonomi di antara Indonesia dan Amerika. Dua tahun terakhir, Indonesia lebih baik dari Amerika dengan tumbuh enam persen, sementara Amerika hanya satu sampai dua persen. Indonesia lebih stabil dari Amerika," ujar Thomas. Sementara itu, Kepala Kantor Integrasi Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk Indonesia Iwan Jaya Azis mengatakan bahwa kondisi krisis yang terjadi di Eropa dua hingga tiga tahun mendatang sangat bergantung pada para pembuat kebijakan di Eropa. Masalah yang terjadi di Eropa dan Amerika merupakan hal yang menyebabkan efek umpan balik. Bila dibandingkan dengan krisis di Asia pada 1997, penyebabnya lebih jelas, sehingga solusinya lebih mudah dipecahkan. "Krisis 1997 itu kita dapat menyerang sumber masalah, jadi relatif mudah, tetapi jika terjadi krisis yang menyebabkan efek umpan balik, ini akan memakan waktu lama. di Amerika, efek umpan balik disebabkan oleh pasar keuangan, sedangkan di Eropa disebabkan oleh utang dan bank," ujar Iwan. Menurut Iwan, dampak krisis Eropa yang akan dirasakan oleh nagara-negara di Asia datang dari gangguan ekspor. Artinya, apabila negara di Asia memiliki kecenderungan ekspor yang tinggi terhadap negara-negara di Eropa dan Amerika, maka laju ekspor dapat menurun drastis yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada negara tersebut. (SDP-52/A023)

BI kaji luncurkan instrumen moneter baru

Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) tengah mengkaji berbagai opsi yang dapat digunakan sebagai instrumen moneter baru guna menjaga stabilitas perekonomian Indonesia. "Sebetulnya dalam jangka panjang arah kebijakan BI adalah mengurangi instrumen moneter dan mengganti dengan instrumen lain yang berkualitas tinggi, selama ini kan masih terbatas pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Negara (SBN)," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, Hendar, dalam diskusi di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis. Sebagai salah satu opsi, kata Hendar, saat ini BI tengah melakukan penelusuran terkait kemampuan obligasi korporasi untuk dijadikan instrumen baru tersebut. "Kalau dari ketentuan sebetulnya tidak ada halangan, tapi yang perlu diperhatikan adalah prinsip kehati-hatian sehingga tidak malah menimbulkan dampak yang buruk terhadap perekonomian," katanya. Namun Hendar mengatakan standar obligasi tersebut harus tinggi misalnya memiliki peringkat triple A dari lembaga pemeringkat lokal, serta memiliki kinerja yang baik. "Belum tahu kapan rencana tersebut bisa terealisasi, masih harus diriset minat terhadap produk tersebut, dan yang pasti kita juga tidak mau pegang aset yang sulit untuk dicairkan dengan cepat nantinya," kata Hendar. Hendar mengatakan saat ini BI telah menerapkan beberapa kebijakan untuk meresepon peningkatan resiko eksternal akibat ketidakpastian ekonomi global yaitu pembatasan aksi spekulasi pada SBI dengan penerapan (batas waktu minimal) "minimum holding period" dan mengurangi suplai SBI. BI juga telah melaksanakan implementasi operasi moeneter pada pasar SBN dan pasar valas secara bersamaan (twin operation) guna mengendalikan volatilitas nilai tukar rupiah. Selain itu ada juga kebijakan implementasi "term deposit valas" dan pelonggaran regulasi terkait pasar valuta asing guna menambah pasokan valas. Sebagai informasi "term deposit" tersebut hanya bisa dimiliki oleh perbankan dan tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder sehingga tidak bisa dimiliki investor asing. Kebijakan tersebut juga bertujuan untuk menyerap likuiditas yang dirasakan berlebihan di pasar sehingga berpotensi mendorong laju inflasi. Dengan menambah keragaman instrumen pada pasar domestik gitu, "term deposit valas" juga memperkuat ketersediaan valas jika diperkukan BI. Saat ini transaksi "term deposit valas" sendiri mencapai kisaran 2,991 miliar dolar AS.

Rabu, 26 September 2012

Aktivitas Gadai Emas BRI Syariah Amblas 70 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Aturan gadai emas yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) langsung berimbas ke bisnis sejumlah bank syariah. Tak hanya secara perlahan membuka betapa besar risiko yang diterima bank dan nasabah, regulasi BI tersebut juga menyurutkan nilai transaksi secara drastis. Salah satunya terjadi di BRI Syariah (BRIS). Kelolaan gadai emas BRI Syariah sempat mencapai Rp 2 triliun di 2011. Namun porsi tersebut berkurang menjadi Rp 1,4 triliun pada akhir 2011 dan menjadi Rp 600 miliar pada Agustus 2012. Artinya, dari nilai tertinggi, gadai emas BRI Syariah sudah amblas hingga 70 persen. Lukita Prakarsa, Sekretaris Perusahaan BRI Syariah mengaku, pasca BI menerbitkan aturan tersebut, BRIS langsung mengubah kesepakatan kontrak dengan nasabah. "Terlihat dari transaksi yang menurun drastis, banyak emas milik nasabah yang terpaksa kami jual sebelum jatuh tempo seperti kesepakatan awal sebelum ada regulasi," jelas Lukita Prakarsa, Sekretaris Perusahaan BRI Syariah kepada KONTAN. Nama BRIS mencuat tiga pekan terakhir lantaran sengketa dengan salah satu nasabah gadai emas yakni public figure Butet Kertaredjasa. "Sebenarnya, masalah serupa seperti Butet banyak terjadi di bank kami akibat aturan itu. Namun nasabah lainnya bisa memberikan kepastian dan kesepakatan," terang Lukita. Meskipun begitu, ia tak menampik, masalah tak mencuat lantaran saat BRIS menjual emas milik nasabah, harga logam mulia tersebut sedang tinggi. Berbeda dengan kondisi Butet yang saat itu harganya sedang rendah. Secara keseluruhan industri bank syariah, Desember 2011, BI mencatat nilai gadai emas mencapai Rp 6 triliun. Per Agustus 2012, nilai tersebut turun hampir mendekati Rp 3 triliun. Puncak transaksi gadai emas terjadi pada Oktober 2011 yakni Rp 7,17 triliun dengan 204.000 rekening. Di awal lahirnya, Desember 2009, nilai gadai emas hanya mencapai Rp 446 miliar dan berasal dari 32.000 rekening. (Dyah Megasari/Kontan)

Eropa Memburuk, Investor Kembali Pegang Dollar AS

JAKARTA, KOMPAS.com -- Investor global kembali memilih untuk memegang dollar AS sebagai safe-heaven currency akibat memburuknya kondisi di Uni Eropa. Kondisi ini berarti membuat mata uang lain, termasuk rupiah, akan tertekan. Tim riset BNI Treasury memperkirakan rupiah akan berpotensi bergerak dengan kecenderungan melemah pada perdagangan Kamis (27/9/2012). Non Deliverable Forward satu bulan di pasar offshore pagi ini rupiah melorot di level Rp 9.633-9.645 per dollar AS. Kebutuhan permintaan atas dollar AS di pasar menjelang akhir bulan oleh importir diperkirakan akan turut mengeskalasi dolar hari ini. Belum membaiknya kondisi di Eropa diperkirakan akan turut mendorong investor beralih memegang dollar AS sebagai safe-heaven currency. Kemarin rupiah ditutup melemah di level Rp 9.585 per dollar AS dari saat dibuka di level Rp 9.575 dollar AS. Rupiah bergerak di kisaran Rp 9.575 - 9.595 per dollar AS. Indeks bursa IHSG yang ditutup melemah memberikan tekanan terhadap rupiah pada penutupan sore hari. Pernyataan IMF yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2012 menjadi 6 persen (proyeksi sebelumnya 6,1 persen di bulan April) memengaruhi pergerakan rupiah kemarin. Sumber : kompas.com

LPS Akan Tetap Terapkan Premi Berbasis Risiko

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tetap berencana menerapkan premi berbasis risiko dalam waktu dekat. Upaya tersebut untuk meningkatkan tata kelola perbankan menjadi lebih baik. Ketua Dewan Komisioner LPS Heru Budiargo menjelaskan bank yang dinilai memiliki tingkat kesehatan lebih rendah akan dikenakan premi yang lebih besar. "LPS berencana menerapkan premi berbasis risiko agar memberikan motivasi kepada bank-bank untuk mencapai standard kesehatan bank yang lebih baik sehingga menghasilkan potensi risiko yang lebih kecil," kata Heru saat memberikan sambutan Seminar on Banking Industry in An Extremely Dynamic World: Becoming Prosperous and Proper di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu (26/9/2012). Sekadar catatan, sebagaimana diamanatkan undang-undang, saat ini LPS menetapkan seluruh bank di Tanah Air untuk membayar premi penjaminan yang sama, yakni sebesar 0,2 persen dari total dana masyarakat yang dikumpulkan. Melalui penerapan premi berbasis risiko, maka bank dengan tingkat kesehatan yang lebih baik akan membayar premi yang lebih kecil, demikian sebaliknya. Sedangkan untuk pengelolaan bank gagal dan melakukan klaim penjaminan kepada pemilik dana, LPS berencana menerapkan metode purchase and assumption, dimana pembayaran klaim penjaminan dilakukan dengan pengalihan sebagian asset dan liability bank gagal kepada bank lain yang bersedia mengambil alih. "Hal ini memerlukan payung hukum yang memadai serta dukungan dari seluruh masyarakat perbankan dengan penerapan prinsip tertentu," tambahnya. Sumber : Kompas.com

Mitos Pemicu Melesatnya Ekonomi Indonesia

VIVAnews - Indonesia telah menunjukan kinerja perekonomian mengagumkan sepanjang satu dekade terakhir. Negara ini bahkan dianggap berhasil dalam bidang demokrasi, kuatnya ekonomi, hingga pemain serius di kancah dunia internasional. Laporan Mckinsey Global Institute bertajuk "The Archipelago Economy, Unleashing Indonesia's Potential" yang diperoleh VIVAnews, menyebutkan Indonesia berada di posisi 28 dunia dalam hal produk domestik bruto pada 2011. Di tingkat Asia, perekonomian Indonesia bahkan masuk lima besar yang memiliki peran penting. Indonesia berada di bawah China, Jepang, India, dan Korea Selatan. Namun di tengah prestasi tersebut, masih banyak negara yang memberikan persepsi salah mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang begitu cepat. Berikut lima mitos seputar melesatnya perekonomian Indonesia: 1. Perekonomian Indonesia relatif tak stabil Anggapan ini sangat jauh dari kebenaran karena ekonomi Indonesia merupakan salah satu yang mengalami rata-rata pertumbuhan ekonomi paling konsisten selama 10 tahun terakhir. Sepanjang tahun ini, Indonesia bahkan menjadi negara dengan tingkat volatilitas pertumbuhan ekonomi terkecil dibandingkan negara OECD maupun BRIC. 2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terpusat di Jakarta Sejumlah asumsi yang menilai Jakarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia tak sepenuhnya benar. Harus diakui, Jakarta memang masih memberikan kontribusi terbesar bagi PDB negara ini. Namun, pertumbuhan kelas menengah di berbagai kota di Indonesia melampaui kecepatan pertumbuhan PDB. 3. Ekonomi Indonesia mirip dengan negara Macan Asia lain yang mengandalkan ekspor Pembangunan ekonomi negara-negara Asia sebetulnya tak memiliki pendekatan yang sepenuhnya sama yaitu dikendalikan investasi dan ekpor. Model inilah, dalam beberapa kasus, tak sama dengan ekonomi Indonesia. Kontribusi ekspor Indonesia bisa dikatakan kecil yaitu sebesar 35 persen dari PDB. Ekonomi Indonesia justru didorong oleh konsumsi domestik yang memegang peranan penting. 4. Sumber daya alam menjadi pendorong utama ekonomi Indonesia Indonesia memang menjadi salah satu pemasok utama sumber daya alam di pasar internasional. Mulai dari kelapa sawit, batubara, timah, kakao, nikel, dau bauksit. Namun, ekonomi Indonesia kini jauh lebih berkembang dan sumbangan dari sektor sumber daya alam tak lagi menjadi pengendali pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam satu dekade terakhir, sumbangan sektor ini bagi ekonomi Indonesia justru melemah di tengah naiknya harga sejumlah komoditas beberapa waktu lalu. 5. Ekonomi Indonesia banyak bergantung dari pertambahan jumlah tenaga kerja Kenyataan berbeda justru terjadi pada perekonomia Indonesia belakangan ini. Tingkat produktivitas yang meningkat, naik lebih tinggi dibandingkan jumlah tenaga kerja. Bahkan faktor ini telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tingkat produktivitas pekerja selama sepuluh tahun terakhir tercatat naik rata-rata 3 persen per tahun. Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id

Indonesia Bakal Jadi Pemasok Mobil Bekas Dunia

VIVAnews - Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat tajam telah mendongkrak industri otomotif nasional. Ekonomi Indonesia, versi McKinsey & Co, yang berada di peringkat ke 16 akan terus naik masuk dalam 10 negara dengan perekonomian terbesar dunia. Industri otomotif juga akan terus berkembang. Penjualan mobil yang tahun ini diperkirakan bisa tembus 1 juta unit akan terus melaju hingga 50 persen pada lima tahun mendatang. Dengan penjualan mobil yang tinggi ini, Indonesia akan memiliki pasar mobil bekas sangat besar. "Indonesia akan jadi pemasok mobil bekas di dunia," kata Group Managing Director Tarsus, Dauglas Emslie di Jakarta, Rabu 26 September 2012. Tarsus merupakan perusahaan jasa asal Inggris yang mengelola bisnis pameran mobil bekas, termasuk di China. Selain penjualan mobil yang tinggi, Indonesia juga memiliki potensi pasar modifikasi yang sangat besar. Hal ini tentu saja akan menambah permintaan pada suku cadang dan aksesoris. Melihat tingginya pasar itu, Tarsus dengan menggandeng Dyandra Promosindo juga akan menggelar pameran mobil bekas pada Maret 2014. Pameran yang bernama Indonesia Auto Aftermarket Show ini akan melibatkan 170 perusahaan dari industri mobil bekas, termasuk pendukungnya.

Ekonomi Indonesia Masuk 10 Besar Dunia

VIVAnews - Indonesia diramalkan bakal menempati posisi ketujuh dunia sebagai negara dengan skala ekonomi terbesar pada 2030. Kala itu, Indonesia diyakini bakal menawarkan peluang bisnis bagi sektor swasta dengan nilai mencapai US$1,8 miliar. Untuk saat ini, skala ekonomi Indonesia masih menempati posisi 16 terbesar di dunia. Prediksi tersebut terungkap dari laporan Mckinsey Global Institute (MGI) yang bertajuk The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia's Potential. "Pertumbuhan konsumen Indonesia menguat lebih tinggi dibandingkan negara lain di luar China dan India," kata laporan McKinsey seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 18 September 2012. McKinsey memperkirakan perekonomian Indonesia pada 2030 akan ditopang oleh empat sektor utama yaitu bidang jasa, pertanian dan perikanan, serta sumber daya alam. Pada tahun yang sama, McKinsey memperkirakan tingkat daya beli masyarakat konsumen Indonesia juga akan meningkat dari 45 juta menjadi 90 juta orang. Masyarakat konsumen adalah mereka yang memiliki penghasilan lebih dari US$3.600 dalam hal kemampuan daya beli. Pertumbuhan masyarakat konsumen Indonesia itu akan terus meningkat jika pemerintah mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5-6 persen. "Brasil, Mesir, Vietnam, dan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat, peningkatan masyarakat konsumen hanya akan tumbuh setengah dari jumlah masyarakat konsumen Indonesia pada periode yang sama," ujar laporan tersebut. Terkait tiga sektor bisnis yang bakal menopang perekonomian Indonesia, McKinsey memperkirakan imbal hasil dari bisnis jasa bisa menciptakan 7,7 persen per tahun dengan nilai US$1,1 triliun. Tahun lalu, nilai bisnis dari sektor jasa hanya mencapai US$260 miliar. Dengan peningkatan tersebut, porsi sumbangan sektor jasa pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia bakal meningkat dari 61 persen menjadi 65 persen. "Namun, Indonesia masih tertinggal jauh dari negara Asia lainnya dalam berbagai bentuk produk keuangan," tuturnya. (art) Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id

Perekonomian Indonesia

New York, Indonesia kini tengah menjadi primadona. Bukan apa-apa, ekonomi Indonesia kini tengah kinclong. Tak heran kalau dalam sidang 5 tahunan PBB ini banyak negara sahabat yang ingin mengadakan pertemuan bilateral. Salah satu fokus yang ingin dibicarakan menjalin kerjasama ekonomi. "Banyak yang ingin menjalin kerjasama ekonomi, energi, pangan. Tentu kerjasama ekonomi yang menguntungkan," jelas Presiden SBY di Markas PBB di New York, AS, Rabu (26/9/2012). Dalam sidang 5 tahunan ini, lanjut SBY, dirinya menghadiri belasan pertemuan bilateral dengan pemimpin dunia. Mereka pun ingin menjalin hubungan yang lebih tinggi. "Alhamdulillah posisi Indonesia kini lebih baik," imbuhnya. Dalam sidang PBB kali ini, sejumlah persoalan memang mengemuka. Mulai dari soal Syria, film antiislam, kemiskinan dunia, dan kondisi geo politik. Isu beragam menjadi pembahasan di pertemuan di PBB. "Pandangan setiap negara beragam, ada yang keras, setengah keras, dan ada juga yang soft," tutur SBY. Indonesia pun memberikan pandangan dan usulan dalam setiap isu utama. Pandangan itu didasarkan pada posisi Indonesia yang tegak tanpa dipengaruhi siapapun. "Masih banyak yang harus kita perbaiki," tegasnya. Sumber : detikNews.com

Sabtu, 15 September 2012

Menteri Luar Negeri - Ainul Ikhsan


Menteri Keuangan - Lisa Kurnia


Menteri Pendidikan dan Penelitian - Firma Lovi Wahyuni


Sekretaris Jendral - Martina Nofra Tilopa


Presiden - Muhammad Deni Putra