Selamat Datang Di Blog KSEI Iqtishad Institute
Maaf Tulisan Di Blog ini Tidak Bisa Di Copy, Untuk Menjaga Keaslihan dan Hak Cipta Organisasi. Apabila Ada Postingan (Artikel atau Sejenisnya) di Dalam Blog ini Yang Diperlukan, Silahkan Hubungin Kami Melalui Email : kseiiainimambonjolpadang@gmail.com


Sabtu, 29 September 2012

Pemenang Nobel Ekonomi ingatkan Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - Pemenang nobel ekonomi Thomas J Sargent mengingatkan Indonesia untuk menjaga fiskal agar tetap fleksibel di tengah krisis global yang terjadi di Eropa dan Amerika. "Ketika Eropa dan China menderita dampak dari perdagangan, yang dapat dilakukan negara sekitarnya adalah mencoba untuk menjadi bijaksana dan dapat menghemat anggaran, sehingga mereka memiliki fleksibilitas dalam kebijakan fiskal," ujar Thomas J. Sargent di Jakarta, Rabu. Menurut Thomas, Indonesia sudah berusaha menjaga fiskalnya dengan melakukan penghematan anggaran di beberapa bidang. Bahkan, Thomas memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjaga di angka enam persen saat gejolak global terjadi. "Saya membandingkan angka pertumbuhan ekonomi di antara Indonesia dan Amerika. Dua tahun terakhir, Indonesia lebih baik dari Amerika dengan tumbuh enam persen, sementara Amerika hanya satu sampai dua persen. Indonesia lebih stabil dari Amerika," ujar Thomas. Sementara itu, Kepala Kantor Integrasi Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk Indonesia Iwan Jaya Azis mengatakan bahwa kondisi krisis yang terjadi di Eropa dua hingga tiga tahun mendatang sangat bergantung pada para pembuat kebijakan di Eropa. Masalah yang terjadi di Eropa dan Amerika merupakan hal yang menyebabkan efek umpan balik. Bila dibandingkan dengan krisis di Asia pada 1997, penyebabnya lebih jelas, sehingga solusinya lebih mudah dipecahkan. "Krisis 1997 itu kita dapat menyerang sumber masalah, jadi relatif mudah, tetapi jika terjadi krisis yang menyebabkan efek umpan balik, ini akan memakan waktu lama. di Amerika, efek umpan balik disebabkan oleh pasar keuangan, sedangkan di Eropa disebabkan oleh utang dan bank," ujar Iwan. Menurut Iwan, dampak krisis Eropa yang akan dirasakan oleh nagara-negara di Asia datang dari gangguan ekspor. Artinya, apabila negara di Asia memiliki kecenderungan ekspor yang tinggi terhadap negara-negara di Eropa dan Amerika, maka laju ekspor dapat menurun drastis yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada negara tersebut. (SDP-52/A023)

0 komentar:

Posting Komentar

Kami Mengucapkan Terimakasih Kepada Anda Yang Telah Membaca Tulisan di Blog ini. Kami Minta Maaf Karena Tulisan di Blog KSEI Iqtishad Institute Tidak Bisa di Copy-Paste Untuk Menjaga Keaslian dan Hak Cipta Organisasi.